Bagi yang hendak berpergian dari Bandar Lampung ke Palembang atau sebaliknya, salah satu sarana transportasi favorit yang biasa digunakan adalah kereta api. Jalur KA antara Bandar Lampung – Palembang merupakan bagian dari jaringan jalur kereta api di Sumatera Bagian Selatan yang dioperasikan oleh PT. Kereta Api (Persero) Divre III Sumatera Selatan yang berkedudukan di Palembang. Jalur kereta api Bandar Lampung – Palembang dengan 40 stasiun di sepanjang 387,872 KM terbentang antara stasiun Tanjung Karang (+96) di Bandar Lampung sampai stasiun Kertapati (+2) di Palembang. Stasiun-stasiun itu adalah :
Angkutan Kereta Api antara Tanjung Karang – Kertapati dilakukan dengan kereta penumpang berikut :
Selain kedua kereta tersebut, ada satu lagi rangkaian kereta api yang melayani rute Tanjung Karang – Kertapati yaitu KA FAJAR UTAMA kelas bisnis siang, namun kereta tersebut sudah tidak dioperasikan lagi pada hari-hari biasa. Kereta ini hanya dijalankan pada hari-hari tertentu untuk mengatasi lonjakan penumpang, misalnya pada saat musim mudik lebaran.
Yang belum pernah n pengen naek KA di sini, mesti persiapan prima biar gak kaget. Klo ngeliat jadwalnya, perjalanan dengan KA Ekspres Rajabasa cuma sekitar 12 jam dan dengan KA Limex Sriwijaya cuma sekitar 9 jam, tapi ini Indonesia dan lebih-lebih lagi ini Sumatera. Pada kenyataannya lebih lama dari itu. Pengalaman gw dengan kedua kereta penumpang itu, perjalanannya NYARIS SELALU TIDAK TEPAT JADWAL. Contohnya pada 16 Januari 2010 lalu, gw menuju Palembang dengan KA Limex Sriwijaya menggunakan Kelas Eksekutif. Saat itu kereta baru masuk di Kertapati sekira pukul 08.00 dan yang paling parah adalah AC kereta mati. Niat mau naek kelas eksekutif biar nyaman gak taunya malah dapet ‘oven berjalan’. Klo keterlambatan 2-3 jam seperti itu memang sudah dianggap lazim oleh masyarakat dsini. Bahkan gw pernah ngalamin masuk di Kertapati jam 00.30 dinihari dengan KA Ekspres Rajabasa, emang sih waktu itu berangkat dari Tanjung Karang udah ngaret, sekitar jam 11.30 siang. Tapi bagaimanapun juga, gw tetep cinta ma kereta api.
Keterlambatan2 itu biasanya karena menunggu langsir dengan kereta yg dari arah berlawanan. Jalur KA di Sumatera Selatan merupakan surganya kereta barang, jadi sepanjang perjalanan kereta kita ini akan langsir dengan setidaknya 8 rangkaian kereta barang dari arah yang berlawanan. Setiap langsir gak jarang kereta kita ini yang mesti ngalah tuk nunggu kereta barang itu. Maklum KA barang adalah ‘raja’ yang diutamakan disini sebab lebih dari 85% keuntungan PT. KA Divre III Sumsel berasal dari kereta banrang. Klo lagi beruntung, waktu nunggunya gak lebih dari 5 menit tapi kalo lagi sial sekali nunggu bisa sampe 30 manit bahkan lebih. Siap kipas aja deh buat yang naek KA Ekspres Rajabasa.
Selain karena langsir, keterlambatan juga karena nyaris semua dari 38 stasiun antara yg ada diberentiin buat sekedar naik turunin penumpang. Sekali lagi biar maklum, KA kita ini melintasi daerah hutan yang sarana transportasinya kurang jadi banyak dimanfaatkan warga untuk berpergian. Selain itu jalur disini masih single track, sedangkan multiple track hanya ada di stasiun untuk keperluan langsiran.
Kereta2 kita ini biasanya padet di waktu musim mudik, akhir pekan dan di hari2 libur. Klo lagi hari padet dan pengen dapet tempat duduk, kita mesti dateng ke stasiun buat ngambil posisi antri sebelum jam 6, loketnya sendiri baru buka jam 7. Dan jangan salah, seringkali meskipun kita dateng sebelum jam 6 kita masih kebagian agak belakang karena yang laen udah ada yang dateng sehabis sholat subuh bahkan ada yang menginap di stasiun!!. Inilah perjuangan masyarakat Sumatera untuk mendapatkan selembar karcis. Klo gak percaya dateng aja waktu awal2 atau akhir2 musim liburan. Yang paling parah ya klo lagi mudik.
Untuk makanan/minuman selama di kereta jangan khawatir. Selain restorasi dan cafeteria di stasiun, untuk KA Ekspres Rajabasa, para pedagang asongan akan menemani anda hingga akhir perjalanan. Sedangkan untuk KA Limex Sriwijaya, disetiap perhentian stasiun pedagang asongan akan berkeliling menemani anda.
Selama perjalanan, sebagian besar kita akan disuguhin pemandangan berupa perkebunan dan hutan selain pemukiman tentunya. Diantaranya bahkan masih berupa hutan perawan yang belum terjamah. Perbatasan antara Lampung dan Sumatera Selatan bisa kita liat di KM.188+892
Disamping melayani jalur Tanjung Karang - Kertapati, Stasiun Tanjung Karang juga mengoperasikan KRD Seminung Lampung Ruwa Jurai (KRD Seminung LRJ) dengan jalur Tanjung Karang - Kotabumi.
Selain Tanjung Karang – Kertapati, PT.KA Divre III Sumsel juga mengoperasikan kereta penumpang dengan rute Kertapati – Lubuk Linggau,
tapi gw gak bisa kasih gambaran lebih jauh soalnya gw sendiri belum pernah ngalamin rute itu.
Sekedar informasi, mungkin semua pernah ngebaca papan nama stasiun dan biasanya tertulis nama stasiun terus ada angka dibelakangnya. Misalnya :
Kebanyakan orang biasanya ‘gak paham’ arti angka itu. Ada yang ngartiin sebagai jarak ke stasiun berikutnya, ada juga yang ngartiin jarak dari stasiun sebelumnya. Sebenarnya arti dari angka tersebut adalah posisi ketinggian stasiun tersebut dari permukaan laut. Jadi pada foto diatas, brarti stasiun Tegineneng berada pada ketinggian 63 meter di atas permukaan laut. Tempat paling mudah untuk ngebadingin angka yg tertulis dengan posisi ntu stasiun terhadap permukaan air adalah di Stasiun Kertapati (+2) karena letak stasiun ini tepat di tepi Sungai Ogan, dan akan segera terlihat dengan mudah tinggi stasiun Kertapati tidak lebih 2 meter dari paras air.
INFO BARU : Sekarang KA Ekspres Rajabasa telah menjadi KA Ekonomi AC. Harga Tiket KA Rajabasa TNK-KPT PP (Ekonomi AC) sekarang Rp.40.000.- (diupdate 16/06/2013)
INFO TERBARU : Harga Tiket KA Rajabasa TNK-KPT PP (Ekonomi AC) sekarang Rp.30.000.- (diupdate 10/10/2013)
Angkutan Kereta Api antara Tanjung Karang – Kertapati dilakukan dengan kereta penumpang berikut :
Selain kedua kereta tersebut, ada satu lagi rangkaian kereta api yang melayani rute Tanjung Karang – Kertapati yaitu KA FAJAR UTAMA kelas bisnis siang, namun kereta tersebut sudah tidak dioperasikan lagi pada hari-hari biasa. Kereta ini hanya dijalankan pada hari-hari tertentu untuk mengatasi lonjakan penumpang, misalnya pada saat musim mudik lebaran.
Yang belum pernah n pengen naek KA di sini, mesti persiapan prima biar gak kaget. Klo ngeliat jadwalnya, perjalanan dengan KA Ekspres Rajabasa cuma sekitar 12 jam dan dengan KA Limex Sriwijaya cuma sekitar 9 jam, tapi ini Indonesia dan lebih-lebih lagi ini Sumatera. Pada kenyataannya lebih lama dari itu. Pengalaman gw dengan kedua kereta penumpang itu, perjalanannya NYARIS SELALU TIDAK TEPAT JADWAL. Contohnya pada 16 Januari 2010 lalu, gw menuju Palembang dengan KA Limex Sriwijaya menggunakan Kelas Eksekutif. Saat itu kereta baru masuk di Kertapati sekira pukul 08.00 dan yang paling parah adalah AC kereta mati. Niat mau naek kelas eksekutif biar nyaman gak taunya malah dapet ‘oven berjalan’. Klo keterlambatan 2-3 jam seperti itu memang sudah dianggap lazim oleh masyarakat dsini. Bahkan gw pernah ngalamin masuk di Kertapati jam 00.30 dinihari dengan KA Ekspres Rajabasa, emang sih waktu itu berangkat dari Tanjung Karang udah ngaret, sekitar jam 11.30 siang. Tapi bagaimanapun juga, gw tetep cinta ma kereta api.
Keterlambatan2 itu biasanya karena menunggu langsir dengan kereta yg dari arah berlawanan. Jalur KA di Sumatera Selatan merupakan surganya kereta barang, jadi sepanjang perjalanan kereta kita ini akan langsir dengan setidaknya 8 rangkaian kereta barang dari arah yang berlawanan. Setiap langsir gak jarang kereta kita ini yang mesti ngalah tuk nunggu kereta barang itu. Maklum KA barang adalah ‘raja’ yang diutamakan disini sebab lebih dari 85% keuntungan PT. KA Divre III Sumsel berasal dari kereta banrang. Klo lagi beruntung, waktu nunggunya gak lebih dari 5 menit tapi kalo lagi sial sekali nunggu bisa sampe 30 manit bahkan lebih. Siap kipas aja deh buat yang naek KA Ekspres Rajabasa.
Selain karena langsir, keterlambatan juga karena nyaris semua dari 38 stasiun antara yg ada diberentiin buat sekedar naik turunin penumpang. Sekali lagi biar maklum, KA kita ini melintasi daerah hutan yang sarana transportasinya kurang jadi banyak dimanfaatkan warga untuk berpergian. Selain itu jalur disini masih single track, sedangkan multiple track hanya ada di stasiun untuk keperluan langsiran.
Kereta2 kita ini biasanya padet di waktu musim mudik, akhir pekan dan di hari2 libur. Klo lagi hari padet dan pengen dapet tempat duduk, kita mesti dateng ke stasiun buat ngambil posisi antri sebelum jam 6, loketnya sendiri baru buka jam 7. Dan jangan salah, seringkali meskipun kita dateng sebelum jam 6 kita masih kebagian agak belakang karena yang laen udah ada yang dateng sehabis sholat subuh bahkan ada yang menginap di stasiun!!. Inilah perjuangan masyarakat Sumatera untuk mendapatkan selembar karcis. Klo gak percaya dateng aja waktu awal2 atau akhir2 musim liburan. Yang paling parah ya klo lagi mudik.
Untuk makanan/minuman selama di kereta jangan khawatir. Selain restorasi dan cafeteria di stasiun, untuk KA Ekspres Rajabasa, para pedagang asongan akan menemani anda hingga akhir perjalanan. Sedangkan untuk KA Limex Sriwijaya, disetiap perhentian stasiun pedagang asongan akan berkeliling menemani anda.
Selama perjalanan, sebagian besar kita akan disuguhin pemandangan berupa perkebunan dan hutan selain pemukiman tentunya. Diantaranya bahkan masih berupa hutan perawan yang belum terjamah. Perbatasan antara Lampung dan Sumatera Selatan bisa kita liat di KM.188+892
Disamping melayani jalur Tanjung Karang - Kertapati, Stasiun Tanjung Karang juga mengoperasikan KRD Seminung Lampung Ruwa Jurai (KRD Seminung LRJ) dengan jalur Tanjung Karang - Kotabumi.
Selain Tanjung Karang – Kertapati, PT.KA Divre III Sumsel juga mengoperasikan kereta penumpang dengan rute Kertapati – Lubuk Linggau,
tapi gw gak bisa kasih gambaran lebih jauh soalnya gw sendiri belum pernah ngalamin rute itu.
Sekedar informasi, mungkin semua pernah ngebaca papan nama stasiun dan biasanya tertulis nama stasiun terus ada angka dibelakangnya. Misalnya :
Kebanyakan orang biasanya ‘gak paham’ arti angka itu. Ada yang ngartiin sebagai jarak ke stasiun berikutnya, ada juga yang ngartiin jarak dari stasiun sebelumnya. Sebenarnya arti dari angka tersebut adalah posisi ketinggian stasiun tersebut dari permukaan laut. Jadi pada foto diatas, brarti stasiun Tegineneng berada pada ketinggian 63 meter di atas permukaan laut. Tempat paling mudah untuk ngebadingin angka yg tertulis dengan posisi ntu stasiun terhadap permukaan air adalah di Stasiun Kertapati (+2) karena letak stasiun ini tepat di tepi Sungai Ogan, dan akan segera terlihat dengan mudah tinggi stasiun Kertapati tidak lebih 2 meter dari paras air.
INFO BARU : Sekarang KA Ekspres Rajabasa telah menjadi KA Ekonomi AC. Harga Tiket KA Rajabasa TNK-KPT PP (Ekonomi AC) sekarang Rp.40.000.- (diupdate 16/06/2013)
INFO TERBARU : Harga Tiket KA Rajabasa TNK-KPT PP (Ekonomi AC) sekarang Rp.30.000.- (diupdate 10/10/2013)